Masih belum hilang dari ingatan kita tentang 13 tahun yang lalu tepat pada tanggal 26 Desember 2004. Sebuah bencana besar meluluh lantakkan sebagian negeri yakni Aceh. Dilansir dari salah satu web rubrik dunia (www.dw.com) gempa berkekuatan 9.1 sampai 9.3 skala richter mengguncang dasar laut di barat daya Sumatra, sekitar 20 sampai 25 kilometer di lepas pantai. Aceh menjadi kwasan terparah yang dilanda tsunami. Sedikitnya 130.000 orang tewas dikawasan ini saja. Tidak heran jika tsunami digolongkan menjadi salah satu bencana kebumian yang besar. Dengan kekuatan gelombangnya tsunami dapat menyapu semua benda yang dilaluinya.
Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar hingga kecepatan lebih dari 900 km per jam yang sebagian besar diakibatkan karena terjadinya gempa bumi besar di dasar laut. Tsunami dapat dipicu oleh bermacam macam gangguan, misalnya gempa bumi, pergeseran lempeng, meletusnya gunung berapi di bawah laut atau bisa juga dari tumbukan benda langit. Namun diantara penyebab terjadinya tsunami ini hampir 90 % terjadi karena adanya gempa bumi dibawah laut. Gerakan vertikal pada kerak bumi dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba tiba. Hal ini menyebabkan gangguan kesetimbangan air yang berada diatasnya. Inilah yang mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar.
Energi tsunami bisa mencapai 10 % dari energi gempa pemicunya. Bisa dibayangkan, gempa dengan kekuatan mencapai 9 R akan menghasilkan energi yang setara dengan lebih dari 100.000 kali kekuatan bom atom Hiroshima, Jepang(www.dw.com). Korban meninggal akibat tsunami terjadi biasanya karena tenggelam, terseret arus, terkubur pasir, terhantam serpihan atau puing dll. Kerusakan lain akan meliputi kerusakan rumah tinggal, bangunan pantai, prasarana lalu lintas, suplai air dan listrik. Selain itu gelombang tsunami juga akan merusak sektor perikanan, pertanian, kehutanan, industri, dll.
Siklus Manajemen Bencana
(sumber: Pratikto, 2005)
Bencana kebumian seperti tsunami adalah salah satu contoh bencana alam yang kita tak dapat mencegahnya. Itulah cara alam dalam menyeimbangkan dan mempertahankan hidupnya. Setelah bencana itu datang tentu saja dapat memberikan dampak baik negatif maupun positif. Melalui bencana kebumian kita bisa mempelajari bagaimana cara tuhan menyadarkan manusia atas kekuasaannya. Dampak negatif dari bencana kebumian pun tak luput menjadi peringatan. Sebagai bencana kebumian yang kita sendiri tak bisa mengetahui secara pasti kapan dan dimana akan terjadi, tentu akan banyak menelan korban baik manusia, hewan, tumbuhan dan menyebabkan kerugian yang lainnya. Namun tidak kemudian kita bisa menyimpulkan bahwa bencana tsunami tak dapat kita tanggulangi. Untuk menangani masalah bencana maka dikenal dengan penanggulangan bencana, yaitu siklus kegiatan yang saling berkaitan mulai dari kegiatan pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, kegiatan pemulihan dan kegiatan pembangunan. Tahap tahap ini dapat saling berkaitan dan membentuk suatu lingkaran untuk menejemen bencana.
Mitigasi meliputi segala tindakan yang meliputi mencegah bahaya, mengurangi kemungkinan terjadinya bahaya dan mengurangi daya rusak suatu bahaya yang tidak dapat dihindarkan. Mitigasi adalah dasar managemen situasi darurat. Untuk mengurangi bahaya tsunami diperlukan perhatian khusus terhadap 3 hal yaitu struktur pantai, penataan wilayah, dan sistem yang terpadu. Struktur pantai : Didaerah pantai dimana gempa biasa terjadi sebaiknya dibangun struktur bangunan penahan ombak berupa dinding pantai yang merupakan bangunan pertahanan terhadap tsunami. Atau bisa juga dengan penanaman pohon - pohon pantai seperti tanaman bakau. Penataan wilayah : perkiraan tentang daerah rawan tsunami diperlukan untuk merancang daerah pemukiman yang aman bagi penduduk. Sistem yang terpadu : sistem pencegahan tsunami akan meliputi hal - hal seperti peramalan, peringatan dini, evakuasi, pendidikan masyarakat, latihan kebiasaan untuk selalu waspada terhadap bencana dan kesigapan pasca bencana.
Jika tsunami datang maka lakukanlah beberapa hal berikut : (1) jangan panik; (2) jangan menjadikan gelombang tsunami sebagai tontonan; (3)bergeraklah dengan cepat ke tempat yang lebih tinggi terutama jika sedang berada di dekat laut atau sungai ; (4) tetap ditempat yang aman sampai air laut benar benar surut; (5) jika memungkinkan berlarilah ke bukit terdekat;(6) pergi ketempat evakuasi yang telah ditentukan jika memungkinkan; (7) pergi ketempat yang bertulang baja dengan menggunakan tangga darurat untuk sampai ke lantai yang paling atas;(8) pastikan tangan anda bebas dan tidak membawa apa apa.
Sesudah tsunami beberapa hal yang bisa dilakukan yakni : (1)tidak memasuki wilayah yang rusak kecuali setelah dinyatakan aman; (2) hindari instalasi listrik; (3) datangi posko bencana untuk mendapatkan informasi. Bisa dilakukan dengan menjalin komunikasi dan kerja sama dengan warga sekitar.
Diatas adalah beberapa penjelasan tentang apa itu tsunami, apa saja penyebabnya, seberapa bahayanya tsunami dan langkah - langkah yang bisa dilakukan sebelum tsunami datang sebagai upaya mengurangi kerusakan yang diakibatkan dan mengurangi jatuhnya korban, saat tsunami datang serta langkah langkah yang bisa dilakukan sesudah tsunami menerjang. Semua ini tentu saja harus dilakukan dengan kerjasama dan bantuan dari berbagai elemen masyarakat dan pemerintah Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar