Aplikasi
gelombang elektromagnetik
Saat ini hampir semua orang memiliki peralatan yang satu ini.
Dia begitu kecil yang bisa dengan nyaman diletakkan di dalam saku, namun
dianggap memiliki fungsi yang sangat besar terutama untuk berkomunikasi. Benda
itu adalah sebuah ponsel (telepon seluler). Saat ini ponsel tidak hanya
digunakan untuk menelpon saja tetapi juga untuk fungsi lain seperti mengirim
dan menerima pesan singkat (sms), mendengarkan musik, atau mengambil foto.
Bagaimana perangkat ponsel dapat terhubung dengan perangkat ponsel yang lain
padahal mereka saling berjauhan? Konsep yang bisa menjelaskan fenomena ini
adalah konsep gelombang elektromagnetik. Konsep gelombang elektromagnetik
ternyata sangat luas tidak hanya berkaitan dengan TV atau ponsel saja,
melainkan banyak aplikasi lain yang bisa sering kita temukan sehari-hari di
sekitar kita. Aplikasi tersebut meliputi microwave, radio, radar, atau sinar-x.
Selain itu karya Röntgen yang mengantarkan dirinya mendapatkan hadiah nobel
fisika pada 1901 ini akan menjadi sebuah alat yang sangat berguna sekali dalam
kedokteran. Sinar-X itulah sebuah fenomena yang ditemukan oleh Roentgen pada
laboratoriumnya. Sebuah fenomena yang kemudian menjadi awal pencitraan medis
(medical imaging) pertama, tangan kiri istrinya menjadi uji coba eksperimen
penemuan ini. Inilah menjadi titik awal penggunaan pencitraan medis untuk
mengetahui struktur jaringan manusia tanpa melalui pembedahan terlebih dahulu.
Penemuan ini juga menjadi titik awal perkembangan fisika medis di dunia, yang
menkonsentrasikan aplikasi ilmu fisika dalam bidang kedokteran.
Eksperimen Röntgen terhadap tangan istrinya, menjadi inspirasi
produksi alat yang dapat membantu dokter dalam diagnosa terhadap pasien, dengan
mengetahui citra tubuh manusia. Citra atau gambar yang dihasilkan dari sinar-X
ini sifatnya adalah membuat gambar 2 dimensi dari organ tubuh yang dicitrakan
dengan memanfatkan konsep atenuasi berkas radiasi pada saat berinterakasi
dengan materi. Gambar atau citra objek yang diinginkan kemudian direkam dalam
media yang kemudian dikenal sebagai film. Dari Gambar yang diproduksi di film
inilah informasi medis dapat digali sesuai dengan kebutuhan klinis yang akan
dianalisis.
Setelah puluhan tahun sinar-X ini mendominasi dunia kedokteran, terdapat kelemahan
yaitu objek organ tubuh kita 3 dimensi dipetakan dalam gambar 2 dimensi.
Sehingga akan terjadi saling tumpah tindih stukur yang dipetakan, secara klinis
informasi yang direkam di film dapat terdistorsi. Inilah tantangan berikutnya
bagi fisikawan untuk berkreasi. Tahun 1971, seorang fisikwan bernama Hounsfield
memperkenalkan sebuah hasil invensinya yang dikenal dengan
Computerized Tomography
atau yang lazim dikenal dengan nama CT Scan. Invensi Hounsfield ini menjawab
tantangan kelemahan citra sinar-X konvensional yaitu CT dapat dapat mencitrakan
objek dalam 3 Dimensi yang tersusun atas irisan-irisan gambar (tomography) yang
dihasilkan dari perhitungan algoritma(bahasa program) komputer. Karya
Hounsfield ini menjadi revolusi besar-besaraan dalam dunia pencitraan medis
atau kedokteran yang merupakan rangkaian yang berkaitan. Citra/gambar hasil CT
dapat menujukan struktur tubuh kita secara 3 dimensi, sehingga secara medis
dapat dijadikan sebagai sebuah alat bantu untuk penegakkan diagnosa yang
dibutuhkan. Untuk mengabadikan penemunya dalam CT terdapat bilangan CT atau
Hounsfield Unit (HU), namun penemuan ini juga meruapakan jasa Radon dan
Cormack.
Tahun 1990an, lahir kembali sebuah perangkat yang dikenal dengan nama
Magnetic Resonance Imaging
. Perangkat ini invensi yang tidak kalah hebatnya dengan CT, karena menggunakan
sistem fisika yang berbeda. MRI istilah kerennya menggunakan pemanfaatan
aktivitas fisis spin tubuh manusia pada saat berada dalam medan magnet yang
kuat dan kemudian dengan sistem gangguan gelombang radio yang sama dengan
frekuensi Larmor, menghasilkan sebuah sinyal listrik. Sinyal inilah yang
dikenal dengan
Free Induction Decay
yang kemudian dievaluasi dengan Transformasi Fourier menjadi citra 3 Dimensi.
Invensi ini juga sangat fenomenal, karena terobosan baru yang tidak menggunakan
radiasi pengion seperti CT dan sinar Roentgen untuk dapat menghasilkan sebuah
citra dengan resolusi yang yang sangat baik dalam mencitrakan stuktur tubuh
manusia khususnya organ kepala. Inventor MRI mendapat ganjaran hadiah nobel
bidang fisologi dan kedokteran tahun 2003.
Inilah sekelumit peranan fisika yang yang sangat revlusioner
mengubah dunia kedokteran menjadi modern. Tanpa lahirnya sinar-X, CT, dan MR
bagaimana kita dapat mengetahui posisi kelainan yang ada ditubuh kita bagian
dalam atau kanker? Dengan karya fisikawan, insiyur, ahli komputer munculah
sebuah teknologi yang digunakan untuk penegakkan diagnosa. Banyak teknologi
lain yang dikembangkan oleh para fisikawan dan ilmuwan lain untuk kedokteran seperti
halnya ultrasonografi, linear accelerator untuk radioterapi, dan juga CT dan
USG 4 Dimensi.
Sumber :http://bagasrizky.siswa-indonesia.net/artikel_detail-5312.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar